Lambang PA Sengeti 2022

7VB

logo

                                                 
# Selamat Datang di Website Pengadilan Agama Sengeti Kelas I B. Anda Memasuki Wilayah Zona Integritas ( ZI ) Pengadilan Agama Sengeti. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).#

Menjebak Zona Nyaman ( Angga Setiawan Rahardi, S.H., M.H )

Ditulis oleh Super User on . Posted in ARSIP ARTIKEL

Ditulis oleh Super User on . Dilihat: 558Posted in ARSIP ARTIKEL

“MENJEBAK” ZONA NYAMAN

“Insecurities kill self-esteem, overthinking kill happiness, lies kill trust”

Perasaan tidak aman membunuh rasa kebanggaan diri, berpfikir berlebihan membunuh kebahagiaan, kebohongan membunuh kepercayaan

oleh : Angga Setiawan Rahardi, S.H., M.H ( Kasubbag Umum dan Keuangan PA Sengeti )           

 

            Banyak tulisan, banyak quote, banyak motivasi untuk membawa kita agar keluar dari zona nyaman, menurut saya itu bagus untuk orang-orang yang memiliki passion pada tantangan dan suka melakukan hal-hal yang baru, tapi yang saya pahami bahwa manusia itu berbeda dan memiliki kecendrungan serta pola pikir yang berbeda-beda. Oleh karenanya saya ingin menuliskan sesuatu yang berbeda sebagai kerangka berpikir yang lain (alternative mindset) bagi kita yang nyaman terhadap hal-hal yang biasa kita kerjakan tanpa harus kehilangan potensi diri.

            Apa itu “menjebak” zona nyaman?.

            Menurut Pakar Behavioural Psychology,Alasdair A.K. White dalam bukunya “From Comfort Zone to Performance Management” secara harfiah zona nyaman adalah sebuah keadaan dimana seseorang merasa terbiasa dan nyaman karena mampu mengontrol sikap dan prilakunya atas kondisi lingkungan yang dihadapinya. Dengan kata lain, orang ini telah mampu mengembangkan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan. Dalam kondisi zona nyaman, otak manusia cenderung berada dalam kondisi mode flight, menerima dan menyerah dengan keadaan walaupun kenyataannya itu terasa tidak menyenangkan, namun dia akan memgembangkan state of mind, sikap, dan prilaku yang membuatnya nyaman dengan keadaan yang sudah ada.

            Apakah berada di zona nyaman itu tidak baik? Menurut saya, tidak selalu berada di zona nyaman itu jelek atau tidak baik, selama kita mampu mengontrol zona nyaman kita dan tidak tenggelam didalam kenyamanannya, maka berada di zona nyaman dapat bernilai positif terhadap ketenangan dan kebahagiaan kita.

            Bukankah kita sebagai manusia terlahir membutuhkan kenyamanan dalam menjalani hidup dan aktivitas kita? Mari kita belajar dari dua cerita bagaimana dua pemimpin besar berusaha “menjebak” zona nyaman nya tanpa kehilangan hasrat dan ambisinya untuk berkembang sesuai dengan kapasitas dan perannya.

Anekdot Diogenes dan The Great Alexander...

            Di suatu pegi yang cerah, matahari tampak bersinar dengan sempurna, seorang raja hebat bernama Alexander Yang Agung bersama para pengawalnya berjalan ke daerah kumuh untuk menemui seorang filsuf bernama diogenes yang memilih hidup sebagai seorang gelandangan yang hanya memiliki harta sebuah gentong arak yang besar sebagai rumah dan tempat tinggalnya. Sesampainya sang raja didepan gentong sang filsuf, sang rajapun memanggil sang filusf yang masih tertidur dengan sikap yang sopan.

“Wahai diogenes yang bijak, bisakah aku meminta nasiha darimu.” Ujar Alexanderer

“Mendengar perkataan itu, diogenespun keluar dari gentongnya dan bertanya, nasihat seperti apa yang ingin engkau dapatkan dariku?”

“Melihat diogenes keluar tanpa memberi penghormatan kepadanya, Alexanderer pun menegur dan bertanya, kenapa kau tidak memberiku penghormatan dan apakah kau tidak mengenal siapa diriku?”

“Wahai teman lihatlah orang bodoh ini, dia bertanya apakah aku mengenal siapa dirinya sementara dia sendiri tidak mengenal siapa dirinya.” Sindir diogenes kepada Alexanderer dengan berbicara kepada hewan peliharaannya.

“Mendengar sindiran Diogenes, Alexander tetap bersikap tenang dan berkata aku adalah Alexander Yang Agung Raja Yunani.”

“Mendengar itu, Diogenes pun kembali berbicara dengan hewan peliharaanya. Apakah kau mendengar perkataan orang ini, pria ini mengganggap dirinya sebagai orang yang agung, tapi dia tidak tahu bahwa hanya orang kerdil yang mengaku sebagai orang besar, hanya orang yang tidak percaya diri yang selalu membesar-besarkan dirinya sendiri.”

“Apa tujuan engkau seorang yang agung dan besar datang menemuiku, sementara aku ini bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa di dunia ini? “ tanya Diogenes.

“Saya telah mendengar banyak cerita hebat tentang engkau, dan hari ini saya telah melihat cerita itu secara nyata, maka saya kemari untuk meminta nasihat kepada engkau karena saya ingin pergi berperang dan menaklukkan dunia.” Jawab Alexanderer.

“Apa tujuan engkau ingin menaklukkan dunia? Setelah engkau berhasil menaklukkan dunia lalu selanjutnya apa yang akan engkau lakukan?” tanya Diogenes.

“Saya tidak memikirkan itu semua, yang saya tahu bahwa saya hanya ingin menaklukkan dunia, dan mungkin nanti ketika saya sudah menaklukkan dunia, saya akan istirahat dan santai di istana saya.” Jawab Alexanderer

“Mendengar jawaban itu, Diogenes tertawa dan berkata kepada hewan perliharaannya, wahai kawan dengarlah kata-katanya, orang-orang Yunani berkata kalau saya ini gila dan aneh, tapi orang-orang Yunani tidak tahu bahwa sesungguhnya Raja mereka lebih gila dan aneh.”

“Tidakkah dia melihat saya disini sedang santai-santai dan menikmati hidup tanpa harus bersusah payah menaklukkan dunia.” Sambung Diogenes berbicara kepada hewan peliharaannya.

Mendengar sindiran-sindiran Diogens, Alexander pun merasa semakin jatuh cinta dan kagum kepadanya. Bagi alexander, Diogenes ini tidak seperti orang kebanyakan yang suka “menjilat” dan “mencari muka” saja kepada sang Raja. Sebagai bentuk rasa cintanya, Alexander pun menawarkan kepada Diogenes dan berkata.

“Saya akan melakukan apa saja dan memberikan apapun yang engkau inginkan, engkau tinggal menyebutkannya dan saya akan memberikannya.” Ucap Alexander.

“Kalau begitu berikan saya satu hal saja, tolong engkau mundur dan bergeser sedikit dari hadapan saya karena engkau menghalangi saya dari matahari yang ada di depan saya, saya hanya ingin menikmati matahari pagi ini.” jawab Diogenes.

            Singkatnya di akhir percakapan, diogenes berkata, ingat saja dua hal ini sebagai hadiah dari saya.

“Yang pertama tidak ada manusia yang mampu menaklukkan dunia, dunia ini tak terukur luasnya dibanding kita manusia sebagai makhluk yang kecil, yang kedua bahwa kehausan menaklukkan dunia akan membinasakan dirimu sendiri.

Film Gladiator (2000)....

            Mari kita mengambil hikmah dari film Gladiator yang tayang di tahun 2000. Cerita film itu di 20 menit pertamanya menggabarkan seorang Kaisar Romawi bernama Marcus Aurelius (yang diperankan oleh Ricarhd Harris). Kaisar yang memimpin pertempuran di Germania ini adalah seorang filsuf yang dikenal sebagai salah satu tokoh pengusung Filsafat Stoa. Diceritakan dalam film itu pasukan yang dipimpinnya mengalami kemenangan dalam peperangan besar melawan Kaum Barbarian. Di tengah huru hara dan kegembiraan Jenderal dan Pasukan-pasukannya, Marcus Aurelius malah melakukan sebuah permenungan diri dan berkata “apakah tindakanku tepat, apakah peperangan dengan korban sedemikian banyak memang perlu untuk dilakukan?”

            Di film ini digambarkan bahwa pada malam hari, kaisar yang bijak ini tekun mencatatkan permenungan-permenungan pribadinya di tenda peperangan. Marcus Aurelius seorang raja Romawi hebat, justru membutuhkan filsafat sebagai jalan untuk melindungi kedamaian jiwanya. Ia selalu berlatih memilah “apa yang tergantung padaku dan apa yang tak tergantung padaku” supaya terhindarkan dari penyakit-penyakit jiwa (yaitu emosi-emosi negatif).

            Mari kita ambil hikmah dari dua cerita tokoh besar diatas, yang mengalami kegelisahan meskipun telah memiliki semuanya.

            Dari cerita Alexander Yang Agung dari Yunani kita dapat mengambil pelajaran bahwa pemimpin sehebat Alexander yang memiliki ambisi besar untuk menaklukkan dunia saja tidak mengetahui apa tujuan akhirnya nanti dan hanya menginginkan kehidupan yang damai, bisa beristirahat serta bersanta-santai di hari tua nantinya, sehingga dia merasa membutuhkan nasihat-nasihat dari seorang gelandangan yang tidak memiliki apa-apa.

            Sementara pelajaran yang bisa kita ambil dari seorang raja Romawi yang bernama Marcus Aurelius adalah kemenangan terbesar bagi manusia bukanlah mampu memenangkan peperangan di medan perang, melainkan mampu memenangkan peperangan dengan diri sendiri, mampu mengontrol ambisi dan hasrat pada diri kita sendiri.

            Pertanyaannya adalah, sampai kapan kita akan berlari dan keluar dari zona kita sementara kita tidak mengetahui apa yang akan kita dapatkan dan apa tujuan kita setelahnya.

            Maka, “menjebak” zona nyaman adalah mengontrol dan mengendalikan hasrat dan ambisi dengan cara mengenali tujuan kita terlebih dahulu, pahami kapasitas kita, hargai dan syukuri apa yang kita miliki saat ini, lakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan kita, jangan paksakan diri dan biarkan diri kita berkembang secara natural dan selaras dengan alam.

            Sebelum kita mencoba untuk keluar dari zona nyaman, maka alangkah baiknya terlebih dahulu kita pahami, kenali, dan jalankan peran kita saat ini dengan versi terbaik dari diri kita. Ketika kita sudah paham dan menjalankan peran kita saat ini dengan baik, maka kita akan siap untuk menjalankan peran kita di level berikutnya.

            Manusia itu bukanlah makhluk spesial karena manusia memiliki keterbatasan dan terbatas terhadap segala hal. Tapi manusia adalah makhluk yang unik, yang memiliki kemampuan serta pemikiran yang berbeda-beda, memiliki kecendrungan terhadap hal-hal yang berbeda, manusia itu diabatasi oleh pengalaman dan pengetahuannya sendiri.

“Memiliki keinginan dan ambisi itu tidak salah, tapi mampu mengenali diri, tahu apa yang dibutuhkan sesuai kapasitas diri serta hidup selaras dengan alam itu benar dan baik”.

-Angga Himura-

Hubungi Kami

Pengadilan  Agama Sengeti
Kelas I B
Jalan Lintas Timur Komplek Perkantoran Bukit Cinto Kenang Pemkab Muaro Jambi-Sengeti 36001
Telp : (0741) 590061
Fax : (0741) 590061
Email : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Website : www.pa-sengeti.go.id

lokasi Lokasi Kantor

Kategori

  Pengumuman

  Berita

  Artikel

  Hikmah

  Puisi

  Pantun

    copyright © 2019. Mahkamah Agung Republik Indonesia || Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1B